Saturday, December 13, 2008

Partsisi Hardisk

1. Buat partisi primary sebesar yang dibutuhkan.

Untuk Windows 9x, file-file utama dan aksesorisnya membutuhkan sekitar 300 MB, untuk persiapan perkembangan file-file driver dan library Windows, sediakan sekitar 1000 MB.

Untuk Windows XP, ME, NT, sediakan sekitar 2000 MB.

Untuk Linux, untuk full install, biasanya menghabiskan hampir 2 GB. Sediakan saja 2.5 GB.

2. Tentukan dulu partisi-partisi yang lain, hitung di atas kertas, jenis dan ukurannya. Misalnya Musik, perkirakan menghabiskan 3 GB, Data spreadsheet, cukup 2 GB, Game sediakan saja 2 GB.

Itu semua adalah ‘misalnya’, yang kepastiannya terserah anda.

3. Setelah ditentukan, hitung total besarnya. Sesuai contoh di atas menghabiskan 7 GB, maka sebesar itulah partisi Extended dibuat.

4. Buat partisi-partisi logical sesuai dengan ukurannya di dalam partisi Extended.

5. Set status partisi primary menjadi ACTIVE. Jika tidak maka jangan harap hardisk anda bisa booting.

6. Jika anda melakukan itu semua melalui program Partition Magic, maka ketika partisi diciptakan akan langsung diformat. Jika dengan program FDISK, maka anda harus keluar dari FDSIK, lalu restart, baru kemudian memformat satu persatu partisi yang baru di buat.

Melalui langkah-langkah di atas, susunan partisi yang terbentuk adalah sebagai berikut :

SYSTEM

(Drive C)

2 GB

E X T E N D E D
MUSIK

(Drive D)

3 GB

DATA

(Drive E)

2 GB

GAME

(Drive F)

2 GB

AREA

KOSONG

Pertimbangan Pembentukan Partisi

Banyak di antara pengguna yang memecah hardisknya, sesuai dengan kebutuhan. Dalam kasus tertentu, cara tersebut memang benar, tapi kurang tepat. Karena ada faktor-faktor pertimbangan untuk membentuk partisi.

Beberapa faktor antara lain :

* Semakin besar kapasitas suatu partisi, maka semakin berat maintenance-nya. Misalnya kegiatan defrag, scanning, dan lainnya.

* Dengan mencampur semua data pada satu partisi, maka kemungkinan kehilangan semua data semakin besar.

Banyak sekali kasus rusaknya FAT (File Allocation Table) atau Root directory, baik oleh virus atau kegagalan sistem. Jika FAT atau Root directory rusak, maka isi satu partisi tersebut juga rusak. Jika dipisah dalam partisi yang berlainan, akan memperkecil kemungkinan kejadian di atas.

* Semakin sedikit jumlah partisi, semakin kecil kemungkinan jumlah Sistem Operasi yang terpasang, karena setiap sistem operasi mempunyai jenis file system sendiri-sendiri, sedangkan satu partisi hanya bisa mempunyai satu jenis file system.

* Dengan memecah menjadi sejumlah partisi yang dibutuhkan, lebih mudah untuk mengorganisir lokasi file. Misalnya, perlu dipisah antara data untuk musik, spreadsheet, game, file swap, dll. Sehingga mudah untuk pencarian dan backup.

Katakanlah anda memakai komputer hanya untuk multimedia dan spreadsheet, paling banyak hanya membutuhkan 2 partisi. Kalau hardisk 20 GB dipecah menjadi 2 partisi tentu akan berat maintenancenya. Untuk kasus seperti ini, lebih baik jika TIDAK semua kapasitas hardisk digunakan, cukup diambil sesuai dengan kebutuhan.

No comments:

Post a Comment