Monday, March 16, 2009

BICARA TENTANG ALAM YANG???

Meski sedikit sungkan saya, enggan menggosipkan ini semua, tapi ALAM sedang dalam keadaan RAWAN BAHAYA dan diakui, oleh pengamat kita kali ini.. (mbuh, sapa?) sebagai TUMBAL, bukan dink.., sebagai KORBAN (yak, apa sama saja?) dari tipu daya muslihat lembaga KOMERSIL.
Oke, berat rasanya menyebutkan merek. Tapi seringkali kita tak dapat terlepas dari kecenderungan buruk sangka yang terlalu Lebay? Atau setidaknya, otak kritis kita sedang memikirkan hal itu.
Sudah lama sebenarnya, maraknya isu global warming, isu lobangnya Ozon, isu bumi kita tengah patah hati… membuat beberapa lembaga mencari keuntungan atas KEPEDULIAN masyarakat tentang Keep Our Earth.

Oke, masih belum paham? Mari kita obrolkan dengan kudapan masing-masing di samping komputer anda.
Kemarin malam, berniat membayar setumpuk CAMILAN kaya lemak penghilang depresi, saya antri di konter kasir Alfamart. Mata saya menyapu sekeliling ruangan, mendapati sebuah poster promosi Alfamart—dominasi hijau muda--bergambar Tas dimodifikasi menjadi tas bercorong alat penyiram tanaman dan dengan slogan Green Day, atau Green World ya?. Tulisan di bawahnya, yang seperti biasa sangat persuasif berbunyi—kalo’ ga salah—Sayangi Bumi, dengan menggunakan tas belanja dari Alfamart setiap kali pergi berbelanja.
Sekarang, kalau dipikir-pikir, mencintai bumi dengan cara memakai tas hijau Alfamart apa sangat berguna? Mau tidak mau, saya berpikir, “ada.. ada saja akal marketing Alfamart untuk mencari laba sampingan di balik Cinta-Bumi nya yang komersil.”
Lalu, ada lagi lembaga yang membuat saya agak jengkel membaca brosurnya. Ini lembaga pendidikan. Ada sekolah bernama SEKOLAH ALAM INSAN MULIA di Surabaya. Tertarik dengan judul berbau ALAM, pikiran setiap orang pasti melayang ke sebuah sekolah yang asri bahkan seperti hutan, disertai bangunan berkayu… dan kurikulum berbasis Suka-suka-gue-Cinta-Bumi.
Halaman pertama, saya melihat model anak anak sekolah sedang melintasi padang ilalang, semak belukar dengan tulisan OUT-BOND. Halaman halaman selanjutnya ada gambar anak berdemo dengan memamerkan poster STOP GLOBAL WARMING. Tapi saya sama sekali tidak menemukan, konsep BACK TO NATURE dari sekolah tersebut. Visi dan misi-nya seperti sekolah sekolah swasta-modern pada umumnya. Saya baca beberapa materi dan daftar fasilitas (meski dilengkapi arena out-bond sendiri dengan kebun binatang mini) tak ada satu pun yang menggambarkan PRAKTEK CINTAI BUMI.
So? Mengapa harus memakai kata ALAM? Judul yang membuat para orang tua tertarik, merasa wew! Ada sekolah BACK TO NATURE di tengah tengah Sumpek-nya kota metropolitan.
Jadi, apa ALAM disini juga dapat dikatakan sebagai alat mencapai kesuksesan komersil?
Mencintai bumi kita, oke, banyak sekali cara, tidak menunggu sampai kita sukses, kaya raya, atau mempunyai industri besar. Mencintai bumi dengan melakukan hal-hal sepele seperti menanam pohon, membuang sampah di tong-nya, atau well, seperti ini… MENULIS BLOG TENTANG CINTAI BUMI. He.. he.. he… (apa ini juga ujung-ujungnya cara promosi yang elegan? Setelah mengkritik pedas beberapa lembaga?)
Oh, tidak. Terlepas dari itu semua, saya berterimakasih secara pribadi pada Kompas Mudaers, yang mempunyai ide kreatif untuk mengadakan lomba blog cintai bumi. Karena well, tanpa sadar, lomba ini memaksa kita berpikir lebih luas, lebih dekat, dan kritis tentang bumi, dan apa saja efek yang ditimbulkan oleh pengrusakan pengrusakan nyata. Padahal, semua ini berkaitan, dan dengan kesadaran secara penuh, dapat dipastikan porsi kita untuk mencintai bumi masih sangat kurang dan terbatas.

PS : Untuk lembaga yang merasa tersindir, baik disengaja maupun tidak disengaja, marilah kita sama sama melestarikan bumi kita, karena ini untuk kebahagiaan kita juga bukan? Salam “peace..” :P

No comments:

Post a Comment